RSS

sedih

kenapa gw harus kenal ma ce seperti dy?

kenapa gw ga pernah bisa hapus bayang2 dy dari hidup gw smp sekarang ?

kenapa tuhan menghadirkan diri nya dalam hidup q ?

kenapa tanpa dy q ngerasa kehilangan separuh hidup q & tidak semangat menjalani kehidupan ini?



saat ini pertanyaan tersebut belum bisa di jawab karena belum tau apa jawaban nya



dl saat q bersama dy hidup terasa begitu indah & q selalu semangat menjalani kehidupan ini terutama ke kampus walaupun dengan niat hanya untuk bertemu dengan dy awal nya



dy selalu ada saat q membutuhkan seseorang untuk bercerita tentang masalah yg sedang q hadapi akhir-akhir ini

tp sekarang sudah tidak ada yg peduli terhadap masalah yg sedang q hadapi



sekarang juga teman-teman yg sudah q anggap sebagai keluarga ke 2 q mulai menjauh dan asik dengan dunia masing-masing

kenapa masalah ini harus terjadi dalam hidup q

apakah ini yg di sebut sebagai cobaan untuk mendapatkan yang lebih baik lagi?



q sudah merasa tidak kuat lagi sekarang untuk menjalani sisa hidup q

mungkin sekarang udah saat nya q untuk meninggalkan kota bandung yg penuh dengan kenangan pahit ini
»»  read more

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Kopdar @j_ko 19 Februari

Pada hari ini Jatinangor koprolers atau lebih sering di dengar oleh para koprolers unpad maupun bandung bernama @j_ko melakukan kopdar yang kesekian kalinya di foodcourt jatinangor town square pada jam 13.00.

seperti kebanyakan masyarakat INDONESIA pada umumnya kopdar kali ini "ngaret"
ketika saya baru menghadiri ke lokasi TKP kopdar @j_Ko baru terlihat @dhila@agususlima a.k.a @guspur & @innov sehingga saya dengan teman saya @sikamil terpaksa menunggu
setelah bosan menunggu akhirnya saya memutuskan untuk mencuci mata dengan berjalan-jala mencari mangsa anak SMA sekitar jatinangor dengan teman saya

setelah bosan berjalan-jalan akhirnya saya memutuskan untuk datang kembali ke TKP kopdar @j_Ko & begitu saya datang kembali tampak sudah keliatan banyak yang datang
ada @insideofme@cupwawbee@isye_loechu@tiaara@fahmy & dkk
(maaf ga bisa tulis semua ID yang datang)

Di kopdar @j_ko di bagikan souvenir yahoo koprol atau yang lebih sering kita kenal SWAG'S lewat kuis yang di berikan oleh admin @j_ko
(sayang nya ga dapet)
T_T

kopdar hari ini lumayan menghibur keadaan saya yang sedang sedih gara-gara masalah semalam
makasih crew @j_ko cc@tiaara@dhila@innov n dkk + teman - teman saya yang sudah menghibur saya dari semalam
:D
»»  read more

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

wanita yg sangat hebat T_T

Di suatu jejaring sosial q mengenal seorang wanita bernama @rima_rizz
dy wanita yg berbeda dari wanita lain nya dari mulai penampilan sampe semua nya berbeda dengan wanita lain & yg jelas gw bener2 sayang ma dia



dy adalah wanita super yg bisa merubah kepribadian gw dari tadi ny cuek sama penampilan & acak - acakan jd mulai memperhatikan penampilan supaya waktu jalan ma dy ga buat malu dia

walaupun akhir2 ini gw cuek ma dia tp dy masih tetep bisa ngehibur gw & selalu ada saat gw bener-bener merasakan jatuh ke jurang kesedihan



hari ini hanya karena KESALAHAN yg menurut dy besar banget sepertinya q akan bener-bener KEHILANGAN dy untuk selama nya

(mav kesalahan nya ga bisa di kasih tau)

hari ini gw udah buat dy menangis gara - gara kesalahan gw itu & mungkin dy ga akan pernah bisa maafin kesalahan gw walaupun butuh waktu lama untuk bisa maafin kesalahan gw kali ini



yang gw tau sekarang

q ga mau & ga akan bisa untuk kehilangan dy untuk selama nya karena gw bener-bener SAYANG ma dia

aq akan lakukan segala cara untuk bisa meminta maaf kepada dia & buat dy ceria lagi walaupun harus mengorbankan hidup q asalkan dia bisa ceria lagi seperti awal q kenal ma dia
»»  read more

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

teman baru di koprol

awal nya saya tidak mengerti bagaimana cara main koprol & apa fungsi koprol itu smp saat nya saya bertemu dengan @tiaara@maly@naadiinaa@themagoos@krisna & crew @j_ko

kalian boleh percaya atau tidak ketika saya baru buat koprol 2 hari saya langsung di ajak kopdar (kopi darat) oleh @tiaara & awal ny saya tidak tau itu acara seperti apa tapi berkat dateng ke kopdar pertama x saya jadi mengenal banyak anak2 unpad

Berkat koprol jg saya merasa mempunyai teman baru & mempunyai keluarga baru seperti @nathinK@nandaauuch@virginaaaputri@insideofme@siskaiisha@ichanz@ucriit@sikamil@lukman30@iamgps@veenyster03@kican@fahmy @rima_rizz@akhfiani@delalla@uqro@chennul@ikan_terbang@pradesi@mawarhitam_@bagas_hitsugaiya@veerzaalea@andythunggono@enchaan@diiienana@renaandini@hellodydy @raanii@tyatyarara  n dll

di koprol tidak jarang teman-teman saya menemukan cinta ny seperti @virginaaaputri dengan @insideofme, @lukman30 dengan @veenyster03, @sikamil dengan @ucriit, @siskaiisha dengan @ichanz & masih banyak lagi
kita semua pasti akan bertemu suatu saat nanti tanpa ada yg bisa menduga nya kapan waktu itu akan terjadi

 koprol telah mempersatukan semua orang tanpa mengenal agama, suku, ras & etnis

cara pemakaian nya sangat mudah tidak seperti jejaring sosial yang lain





thx @koprol udah membantu saya mengenal & mempunyai keluarga baru
cc @satya
»»  read more

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

aku menangis untuk adikku 6 kali (real story)

Untuk semua adik dan kakak terbaik di dunia…
Saran : bacalah tulisan ini sehabis sholat subuh sambil mendengarkan senandung ‘Thank You Allah’ yang dilantunkan oleh Maher Zain,
dan MENANGISLAH…
==========================================================================
Aku dilahirkan di sebuah dusun pegunungan yang sangat terpencil. Hari demi hari, orang tuaku membajak tanah kering kuning, dan punggung mereka menghadap ke langit. Aku mempunyai seorang adik, tiga tahun lebih muda dariku. Suatu ketika, untuk membeli sebuah sapu tangan yang mana semua gadis di sekelilingku kelihatannya membawanya, Aku mencuri lima puluh sen dari laci ayahku. Ayah segera menyadarinya. Beliau membuat adikku dan aku berlutut di depan tembok, dengan sebuah tongkat bambu di tangannya.
“Siapa yang mencuri uang itu?”
Beliau bertanya. Aku terpaku, terlalu takut untuk berbicara. Ayah tidak mendengar siapa pun mengaku, jadi beliau mengatakan, “Baiklah, kalau begitu, kalian berdua layak dipukul!” Dia mengangkat tongkat bambu itu tingi-tinggi. Tiba-tiba, adikku mencengkeram tangannya dan berkata,
“Ayah, aku yang melakukannya!”
Tongkat panjang itu menghantam punggung adikku bertubi-tubi. Ayah begitu marahnya sehingga ia terus menerus mencambukinya sampai beliau kehabisan nafas. Sesudahnya, Beliau duduk di atas ranjang batu bata kami dan memarahi,
“Kamu sudah belajar mencuri dari rumah sekarang, hal memalukan apa lagi yang akan kamu lakukan di masa mendatang? Kamu layak dipukul sampai mati! Kamu pencuri tidak tahu malu!”
Malam itu, ibu dan aku memeluk adikku dalam pelukan kami. Tubuhnya penuh dengan luka, tetapi ia tidak menitikkan air mata setetes pun. Di pertengahan malam itu, aku tiba-tiba mulai menangis meraung-raung. Adikku menutup mulutku dengan tangan kecilnya dan berkata,
“Kak, jangan menangis lagi sekarang. Semuanya sudah terjadi.”
Aku masih selalu membenci diriku karena tidak memiliki cukup keberanian untuk maju  mengaku. Bertahun-tahun telah lewat, tapi insiden tersebut masih kelihatan seperti baru kemarin. Aku tidak pernah akan lupa tampang adikku ketika ia melindungiku. Waktu itu, adikku berusia 8 tahun. Aku berusia 11.
Ketika adikku berada pada tahun terakhirnya di SMP, ia lulus untuk masuk ke SMA di pusat kabupaten. Pada saat yang sama, aku diterima untuk masuk ke sebuah universitas propinsi. Malam itu, ayah berjongkok di halaman, menghisap rokok tembakaunya, bungkus demi bungkus. Aku mendengarnya memberengut,
“Kedua anak kita memberikan hasil yang begitu baik…hasil yang begitu baik…”
Ibu mengusap air matanya yang mengalir dan menghela nafas, “Apa gunanya? Bagaimana mungkin kita bisa membiayai keduanya sekaligus?”
Saat itu juga, adikku berjalan keluar ke hadapan ayah dan berkata, “Ayah, saya tidak mau melanjutkan sekolah lagi, telah cukup membaca banyak buku.”
Ayah mengayunkan tangannya dan memukul adikku pada wajahnya, “Mengapa kau mempunyai jiwa yang begitu keparat lemahnya? Bahkan jika berarti Ayah mesti mengemis di jalanan, Ayah akan menyekolahkan kamu berdua sampai selesai!”
Dan begitu kemudian Ayah mengetuk setiap rumah di dusun untuk meminjam uang. Aku menjulurkan tanganku selembut yang aku bisa ke muka adikku yang membengkak, dan berkata, “Seorang anak laki-laki harus meneruskan sekolahnya, kalau tidak ia tidak akan pernah meninggalkan jurang kemiskinan ini.”
Aku, sebaliknya, telah memutuskan untuk tidak lagi meneruskan ke universitas. Siapa sangka keesokan harinya, sebelum subuh datang, adikku meninggalkan rumah dengan beberapa helai pakaian lusuh dan sedikit kacang yang sudah mengering. Dia menyelinap ke samping ranjangku dan meninggalkan secarik kertas di atas bantalku,
“Kak, masuk ke universitas tidaklah mudah. Saya akan pergi mencari kerja dan mengirimimu uang.” Aku memegang kertas tersebut di atas tempat tidurku, dan menangis dengan air mata bercucuran sampai suaraku hilang. Tahun itu, adikku berusia 17 tahun. Aku 20.
Dengan uang yang ayahku pinjam dari seluruh dusun, dan uang yang adikku hasilkan dari mengangkut semen pada punggungnya di lokasi konstruksi, aku akhirnya sampai ke tahun ketiga (di universitas). Suatu hari, aku sedang belajar di kamarku, ketika teman sekamarku masuk dan memberitahukan,
“Ada seorang penduduk dusun menunggumu di luar sana!”
Mengapa ada seorang penduduk dusun mencariku? Aku berjalan keluar, dan melihat adikku dari jauh, seluruh badannya kotor tertutup debu semen dan pasir. Aku menanyakannya,  ”Mengapa kamu tidak bilang pada teman sekamarku bahwa kamu adalah adikku?”
Dia menjawab, tersenyum, “Lihat bagaimana penampilanku. Apa yang akan mereka pikir jika mereka tahu saya adalah adikmu? Apa mereka tidak akan menertawakan Kakak?”
Aku merasa terenyuh, dan air mata memenuhi mataku. Aku menyapu debu-debu dari adikku semuanya, dan tersekat-sekat dalam kata-kataku, “Aku tidak perduli omongan siapa pun! Kamu adalah adikku apa pun juga! Kamu adalah adikku bagaimana pun penampilanmu…”
Dari sakunya, ia mengeluarkan sebuah jepit rambut berbentuk kupu-kupu. Ia memakaikannya kepadaku, dan terus menjelaskan, “Saya melihat semua gadis kota memakainya. Jadi saya pikir Kakak juga harus memiliki satu.” Aku tidak dapat menahan diri lebih lama lagi. Aku menarik adikku ke dalam pelukanku dan menangis. Tahun itu, ia berusia 20. Aku 23.
Kali pertama aku membawa calon suamiku ke rumah, kaca jendela yang pecah telah diganti, dan kelihatan bersih di mana-mana. Setelah calon suamiku pulang, aku menari seperti gadis kecil di depan ibuku. “Bu, ibu tidak perlu menghabiskan begitu banyak waktu untuk membersihkan rumah kita!”
Tetapi katanya, sambil tersenyum, “Itu adalah adikmu yang pulang awal untuk membersihkan rumah ini. Tidakkah kamu melihat luka pada tangannya? Ia terluka ketika memasang kaca jendela baru itu..”
Aku masuk ke dalam ruangan kecil adikku. Melihat mukanya yang kurus, seratus jarum terasa menusukku. Aku mengoleskan sedikit saleb pada lukanya dan membalut lukanya.
“Apakah itu sakit?” Aku menanyakannya.
“Tidak, tidak sakit. Kakak tahu, ketika saya bekerja di lokasi konstruksi, batu-batu berjatuhan pada kakiku setiap waktu. Bahkan itu tidak menghentikanku bekerja dan…”
Ditengah kalimat itu ia berhenti. Aku membalikkan tubuhku memunggunginya, dan air mata mengalir deras turun ke wajahku. Tahun itu, adikku 23. Aku berusia 26.
Ketika aku menikah, aku tinggal di kota. Banyak kali aku dan suamiku mengundang orang tuaku untuk datang dan tinggal bersama kami, tetapi mereka tidak pernah mau. Mereka mengatakan, sekali meninggalkan dusun, mereka tidak akan tahu harus mengerjakan apa. Adikku tidak setuju juga, mengatakan, “Kak, jagalah mertuamu aja. Saya akan menjaga ibu dan ayah di sini.”
Suamiku menjadi direktur pabrik. Kami menginginkan adikku mendapatkan pekerjaan sebagai manajer pada departemen pemeliharaan. Tetapi adikku menolak tawaran tersebut. Ia bersikeras memulai bekerja sebagai pekerja reparasi. Suatu hari, adikku diatas sebuah tangga untuk memperbaiki sebuah kabel, ia mendapat sengatan listrik, dan masuk rumah sakit. Suamiku dan aku pergi menjenguknya. Melihat gips putih pada kakinya, aku menggerutu, “Mengapa kamu menolak menjadi manajer? Manajer tidak akan pernah harus melakukan sesuatu yang berbahaya seperti ini. Lihat kamu sekarang, luka yang begitu serius. Mengapa kamu tidak mau mendengar kata-kata Kakak sebelumnya?”
Dengan tampang yang serius pada wajahnya, ia membela keputusannya. “Pikirkan kakak ipar. Ia baru saja jadi direktur, dan saya hampir tidak berpendidikan. Jika saya menjadi manajer seperti itu, berita seperti apa yang akan dikirimkan?”
Mata suamiku dipenuhi air mata, dan kemudian keluar kata-kataku yang sepatah-sepatah, “Tapi kamu kurang pendidikan juga karena aku!”
“Mengapa membicarakan masa lalu?” Adikku menggenggam tanganku. Tahun itu, ia berusia 26 dan aku 29.
Adikku kemudian berusia 30 ketika ia menikahi seorang gadis petani dari dusun. Dalam acara pernikahannya, pembawa acara perayaan itu bertanya kepadanya, “Siapa yang paling kamu hormati dan kasihi?”
Bahkan tanpa berpikir ia menjawab, “Kakakku.”
Ia melanjutkan dengan menceritakan kembali sebuah kisah yang bahkan tidak dapat kuingat. “Ketika saya pergi sekolah SD, Kakak berada pada dusun yang berbeda. Setiap hari kakakku dan saya berjalan selama dua jam untuk pergi ke sekolah dan pulang ke rumah. Suatu hari, saya kehilangan satu dari sarung tanganku. Kakakku memberikan satu dari kepunyaannya. Ia hanya memakai satu saja dan berjalan sejauh itu. Ketika kami tiba di rumah, tangan Kakak begitu gemetaran karena cuaca yang begitu dingin sampai ia tidak dapat memegang sendoknya. Sejak hari itu, saya bersumpah, selama saya masih hidup, saya akan menjaga kakakku dan baik kepadanya.”
Tepuk tangan membanjiri ruangan itu. Semua tamu memalingkan perhatiannya kepadaku. Kata-kata begitu susah kuucapkan keluar bibirku,
“Dalam hidupku, orang yang paling aku berterima kasih padanya adalah adikku.”
Dan dalam kesempatan yang paling berbahagia ini, di depan kerumunan perayaan ini, air mata bercucuran turun dari wajahku seperti sungai.
SALAM

sumber:http://suliwe.wordpress.com/2010/06/09/aku-menangis-untuk-adikku-6-kali/
»»  read more

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments
 
Clock Widgets